Selasa, 30 Desember 2014

METODE ILMIAH

Mata Kuliah          : Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Dosen Pengampu  : Edy Riyanto, S.Pd, M.Pd
KELOMPOK 1:
1.      Pipin Setyaningsih      (12.141.354)
2.      Ricky Eko Prasetyo    (12.141.363)
3.      Haris Eko Saputro       (12.141.368)
4.      Evi Nur Fitriani           (12.141.381)


A.      Pengertian Metode Ilmiah
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Metode ilmiah adalah usaha manusia mengumpulkan data secara sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan - pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya,  jawaban- jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.



Sikap ilmiah diantaranya:
1.      Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2.      Jujur
Jujur dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3.      Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4.      Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5.      Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6.      Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Terbuka menerima pendapat yang benar artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
Kegunaan metode ilmiah adalah membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan, menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif, memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.

B.       Langkah-langkah Metode Ilmiah
Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah:
1.         Identifikasi Masalah
Kegiatan awal pengumpulan data adalah melakukan pengamatan, observasi terhadap objek yang akan diambil datanya. Setelah itu dilakukan identifikasi dari masalah-masalah yang ditemukan selama observasi.
2.         Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya adalah merumuskan permasalahan tersebut. Dalam perumusan masalah harus jelas batas-batasnya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.         Penyusunan Hipotesis
Yang dimaksud hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
4.         Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.         Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Untuk memperjelas tentang pemahaman tentang langkah-langkah metode ilmiah, perhatikan gambar 1.1 berikut.
1.      Langkah-Langkah Menemukan Pengetahuan
Perhatikan gambar 1.1! Anda (S) sedang mengamati suatu kejadian seperti yang disajikan pada bagian (B). Anda sebagai subjek pencari tahu dan kejadian yang tersaji pada (B) sebagai objek yang sedang anda pelajari.
Mari bersama-sama menelaah langkah-langkah yang akan anda lakukan. Apa yang anda lakukan pertama kali? Mungkin Anda mengendap-endap mendekatinya agar binatang itu tidak lari bersembunyi. Mungkin Anda menyiapkan kamera untuk mengambil gambarnya dari kejauhan. Atau, Anda mencoba mencari suatu posisi yang ‘tepat’ agar dapat mengamati binatang itu tanpa membuatnya ketakutan. Apa yang anda lakukan berikutnya? Nah, kini ada banyak kemungkinan dapat Anda lakukan. Mungkin Anda akan memperhatikan binatang itu, mungkin akan mengobservasi, mengukur, menimbang, meraba, mencatat, dan sebagainya.
Setelah anda memperoleh banyak data dan informasi, anda mulai menganalisis data tersebut, bukan? Sebelum dilanjut, apa perbedaan data dan informasi? Data adalah karakteristik tentang suatu objek yang dihasilkan dari suat pengukuran. Sedangkan informasi adalah segala sesuatu yang terkait dengan suatu objek tetapi bukan dihasilkan dari pengukuran.
Apa yang ingin anda cari dari kegiatan menganalisis data atau informasi ini? Kesimpulan?!. Kesimpulan tentang apa? Kesimpulan tentang situasi binatang itu? Baik! Coba kita kearahyang lebih tajam lagi. Dengan menganalisis telinganya, moncongnya, kepalanya, matanya, tubuhnya, pakan yang ada didepannya dst. Apa yang ingin anda cari? Betul! Yang dicari adalah ciri-ciri khas dari binatang itu.
Dengan menemukan ciri-ciri khas dari binatang itu, berdasarkan ciri-ciri semacam itu anda dapat menetapkan namanya. Anda menetapkan bahwa binatang itu adalah kelinci. Informasi lain misalnya keberadaan pakan pada moncongnya mendorong anda membuat putusan seperti ini “ada seekor kelinci yang sedang makan”. Putusan adalah suatu pernyataan yang mengandung nilai betul atau keliru.
Kalau langkah itu diringkas, maka langkah pertama yang dilakukan orang dalam memenuhi rasa ingin tahu adalah menangkap suatu realita baik secara inderawi maupun non-inderawi. Realita adalah suatu kejadian, keadaan, atau suatu benda baik alam maupun buatan. Langkah kedua adalah menganalisis data dan informasi laniinya untuk mendapatkan sesuatu yang mewakili realita tersebut. Dan, langkah ketiga adalah membuat putusan tentang realita yang sedang dipelajari tersebut. Jika putusan yang dibuat ini ‘benar’ maka dikatakan anda telah menemukan sebuah pengetahuan.
2.      Kemampuan Berpikir
Berpikir tidak ubahnya berbicara dalam hati. Saat berbicara dalam hati anda merangkai kata-kata menjadi kalimat pertanyaan. Kalimat-kalimat ini dirangkai menjadi suatu kesimpulan. Demikian juga pada saat berpikir. Anda menangkap suatu kenyataan, merumuskannya ke dalam suatu pengertian, dua atau lebih dari pengertian dapat disusun menjadi suatu putusan. Dan akhirnya putusan-putusan itu dirangkaikan menjadi suatu kesimpulan.
Sebagai contoh perhatikan gambar 1.1 khusus pada bagian (B). Berdasrakan realita yang tersaji, anda dapat membentu pengertian: kelinci, pakan, pakan dimoncong, kelinci, dsb. Salah satu putusan yang mungkin dapat dibuat  adalah: “kelinci sedang makan”. Anda juga dapat membuat putusan yang lain adalah: “hanya ada satu buah” dan anda dapat melanjutkannya, yaitu memilih dua atau tiga putusan untuk ditarik menjadi sebuah kesimplan.
Misalnya:         Putusan 1        : kelinci itu sedang makan.
                        Putusan 2        : pakan yang tersedia sedikit.
Kesimpulan    : kelinci itu pasti akan memakan habis pakan yang tersedia.
Kesimpulan ini dibuat berdasarkan putusan 1 dan putusan 2 yang kedua-duanya dianggap benar. Langkah-langkah seperti yang dicontohkan itu merupakan suatu kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir semacam ini disebut penalaran. Penalaran semacam ini disebut silogisme.
3.      Kemampuan Bahasa
Selain kemampuan berpikir, ada kemampuan lain yang sangat membantu dalam mencari suatu kebenaran, yaitu kemampuan bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, termasuk mengkomunikasikan buah pikiran. Dalam komunikasi ilmiah, bahasa tulis lebih berperan dibanding bahasa lisan. Temuan-temuan hasil pengamatan direkam dan disimpan dalam bentuk tertulis. Karena itu keterampilan menulis (ilmiah) perlu dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Keterampilan menulis yang paling elementer, tetapi sangat mendasar adalah membuat kalimat yang efektif. Sebuah kalimat yang efektif adalah sebuah kalimat yang mampu mengungkapkan pesan lengkap tetapi singkat.
Contoh 1         : Kelinci itu sedang lapar (tidak efektif)
Kelinci itu lapar (efektif)
Contoh 2         : Tampaknya pakan yang tersedia hanya sedikit (kurang efektif)
Pakan yang tersedia sedikit (lebih efektif)

4.      Pengalaman
Setiap kegiatan mencari pengetahuan diawali dari pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan bentuk ‘perjumpaan’ anda dengan alam sekitar. Pertemuan dengan siswa merupakan suatu bentuk pengalaman pembelajaran dan berinteraksi. Pertemuan semacam ini disebut pengalaman langsung. Pengalaman langsung dapat diperoleh dari kontak anda dengan yang lain melalui panca indera. Ada juga pengalaman lain yang muncul beberapa waktu kemudian setelah anda melakukan refleksi diri. Misalnya setelah mengajar beberapa tahun, kini anda menyadari bahwa menjadi guru itu tidak mudah. Pengalaman yang berupa kesadaran disebut pengalaman tidak langsung.
Pengalaman dan data serta informasi tentang sesuatu yang sedang anda pelajari dan diolah dengan baik akan menjadi pengetahuan milik anda sendiri tentang sesuatu tersebut. Semakin banyak pengalam yang didapat semakin lengkap pengetahuan yang dapat dikonstruksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar