Mata Kuliah :
Pengembangan Pembelajaran IPA SD
Dosen Pengampu :
Edy Riyanto, S.Pd, M.Pd
KELOMPOK
1:
1. Pipin
Setyaningsih (12.141.354)
2. Ricky
Eko Prasetyo (12.141.363)
3. Haris
Eko Saputro (12.141.368)
4. Evi
Nur Fitriani (12.141.381)
A.
Pengertian
Metode Ilmiah
Metode
merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.
Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis. Metode ilmiah adalah usaha manusia mengumpulkan data
secara sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Cara untuk memperoleh
pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan
- pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali
berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban- jawaban dari semua pertanyaan yang
ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Hubungan
antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak
terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
Sikap
ilmiah diantaranya:
1. Rasa
ingin tahu
Rasa ingin tahu
merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi
mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Jujur
Jujur dalam melakukan
penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima
kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh
mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
Tekun berarti tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka
Menerima Pendapat Yang Benar
Terbuka menerima
pendapat yang benar artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang
paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat,
kita harus menerimanya.
Kegunaan
metode ilmiah adalah membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan
pembuktian yang memuaskan, menguji hasil penelitian orang lain sehingga
diperoleh kebenaran yang objektif, memecahkan atau menemukan jawaban rahasia
alam yang sebelumnya masih teka teki.
B.
Langkah-langkah
Metode Ilmiah
Adapun
langkah-langkah dalam metode ilmiah:
1.
Identifikasi Masalah
Kegiatan awal
pengumpulan data adalah melakukan pengamatan, observasi terhadap objek yang
akan diambil datanya. Setelah itu dilakukan identifikasi dari masalah-masalah
yang ditemukan selama observasi.
2.
Perumusan Masalah
Setelah
mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya adalah merumuskan permasalahan
tersebut. Dalam perumusan masalah harus jelas batas-batasnya serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.
Penyusunan Hipotesis
Yang dimaksud hipotesis
adalah pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah
yang telah ditetapkan.
4.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis
adalah berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis
yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan
ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Untuk
memperjelas tentang pemahaman tentang langkah-langkah metode ilmiah, perhatikan
gambar 1.1 berikut.

1. Langkah-Langkah
Menemukan Pengetahuan
Perhatikan gambar 1.1! Anda (S) sedang
mengamati suatu kejadian seperti yang disajikan pada bagian (B). Anda sebagai
subjek pencari tahu dan kejadian yang tersaji pada (B) sebagai objek yang
sedang anda pelajari.
Mari bersama-sama menelaah
langkah-langkah yang akan anda lakukan. Apa yang anda lakukan pertama kali?
Mungkin Anda mengendap-endap mendekatinya agar binatang itu tidak lari
bersembunyi. Mungkin Anda menyiapkan kamera untuk mengambil gambarnya dari
kejauhan. Atau, Anda mencoba mencari suatu posisi yang ‘tepat’ agar dapat
mengamati binatang itu tanpa membuatnya ketakutan. Apa yang anda lakukan
berikutnya? Nah, kini ada banyak kemungkinan dapat Anda lakukan. Mungkin Anda
akan memperhatikan binatang itu, mungkin akan mengobservasi, mengukur,
menimbang, meraba, mencatat, dan sebagainya.
Setelah anda memperoleh banyak data dan
informasi, anda mulai menganalisis data tersebut, bukan? Sebelum dilanjut, apa
perbedaan data dan informasi? Data adalah karakteristik tentang suatu objek
yang dihasilkan dari suat pengukuran. Sedangkan informasi adalah segala sesuatu
yang terkait dengan suatu objek tetapi bukan dihasilkan dari pengukuran.
Apa yang ingin anda cari dari kegiatan
menganalisis data atau informasi ini? Kesimpulan?!. Kesimpulan tentang apa?
Kesimpulan tentang situasi binatang itu? Baik! Coba kita kearahyang lebih tajam
lagi. Dengan menganalisis telinganya, moncongnya, kepalanya, matanya, tubuhnya,
pakan yang ada didepannya dst. Apa yang ingin anda cari? Betul! Yang dicari
adalah ciri-ciri khas dari binatang itu.
Dengan menemukan ciri-ciri khas dari
binatang itu, berdasarkan ciri-ciri semacam itu anda dapat menetapkan namanya.
Anda menetapkan bahwa binatang itu adalah kelinci. Informasi lain misalnya
keberadaan pakan pada moncongnya mendorong anda membuat putusan seperti ini
“ada seekor kelinci yang sedang makan”. Putusan adalah suatu pernyataan yang
mengandung nilai betul atau keliru.
Kalau langkah itu diringkas, maka
langkah pertama yang dilakukan orang dalam memenuhi rasa ingin tahu adalah
menangkap suatu realita baik secara inderawi maupun non-inderawi. Realita
adalah suatu kejadian, keadaan, atau suatu benda baik alam maupun buatan.
Langkah kedua adalah menganalisis data dan informasi laniinya untuk mendapatkan
sesuatu yang mewakili realita tersebut. Dan, langkah ketiga adalah membuat
putusan tentang realita yang sedang dipelajari tersebut. Jika putusan yang
dibuat ini ‘benar’ maka dikatakan anda telah menemukan sebuah pengetahuan.
2. Kemampuan
Berpikir
Berpikir tidak ubahnya berbicara dalam
hati. Saat berbicara dalam hati anda merangkai kata-kata menjadi kalimat
pertanyaan. Kalimat-kalimat ini dirangkai menjadi suatu kesimpulan. Demikian
juga pada saat berpikir. Anda menangkap suatu kenyataan, merumuskannya ke dalam
suatu pengertian, dua atau lebih dari pengertian dapat disusun menjadi suatu
putusan. Dan akhirnya putusan-putusan itu dirangkaikan menjadi suatu
kesimpulan.
Sebagai contoh perhatikan gambar 1.1
khusus pada bagian (B). Berdasrakan realita yang tersaji, anda dapat membentu
pengertian: kelinci, pakan, pakan dimoncong, kelinci, dsb. Salah satu putusan
yang mungkin dapat dibuat adalah: “kelinci sedang makan”. Anda juga dapat
membuat putusan yang lain adalah: “hanya
ada satu buah” dan anda dapat melanjutkannya, yaitu memilih dua atau tiga
putusan untuk ditarik menjadi sebuah kesimplan.
Misalnya: Putusan 1 : kelinci itu sedang makan.
Putusan 2 :
pakan yang tersedia sedikit.
Kesimpulan : kelinci itu pasti akan
memakan habis pakan yang tersedia.
Kesimpulan
ini dibuat berdasarkan putusan 1 dan putusan 2 yang kedua-duanya dianggap
benar. Langkah-langkah seperti yang dicontohkan itu merupakan suatu kegiatan
berpikir. Kegiatan berpikir semacam ini disebut penalaran. Penalaran semacam
ini disebut silogisme.
3. Kemampuan
Bahasa
Selain kemampuan berpikir, ada kemampuan
lain yang sangat membantu dalam mencari suatu kebenaran, yaitu kemampuan
bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi, termasuk mengkomunikasikan
buah pikiran. Dalam komunikasi ilmiah, bahasa tulis lebih berperan dibanding
bahasa lisan. Temuan-temuan hasil pengamatan direkam dan disimpan dalam bentuk
tertulis. Karena itu keterampilan menulis (ilmiah) perlu dikembangkan menjadi
lebih baik lagi. Keterampilan menulis yang paling elementer, tetapi sangat
mendasar adalah membuat kalimat yang efektif. Sebuah kalimat yang efektif
adalah sebuah kalimat yang mampu mengungkapkan pesan lengkap tetapi singkat.
Contoh
1 : Kelinci itu sedang lapar
(tidak efektif)
Kelinci
itu lapar (efektif)
Contoh
2 : Tampaknya pakan yang tersedia
hanya sedikit (kurang efektif)
Pakan yang tersedia sedikit (lebih
efektif)
4.
Pengalaman
Setiap
kegiatan mencari pengetahuan diawali dari pengalaman. Pengalaman adalah
keseluruhan bentuk ‘perjumpaan’ anda dengan alam sekitar. Pertemuan dengan
siswa merupakan suatu bentuk pengalaman pembelajaran dan berinteraksi.
Pertemuan semacam ini disebut pengalaman langsung. Pengalaman langsung dapat
diperoleh dari kontak anda dengan yang lain melalui panca indera. Ada juga
pengalaman lain yang muncul beberapa waktu kemudian setelah anda melakukan
refleksi diri. Misalnya setelah mengajar beberapa tahun, kini anda menyadari
bahwa menjadi guru itu tidak mudah. Pengalaman yang berupa kesadaran disebut
pengalaman tidak langsung.
Pengalaman
dan data serta informasi tentang sesuatu yang sedang anda pelajari dan diolah
dengan baik akan menjadi pengetahuan milik anda sendiri tentang sesuatu
tersebut. Semakin banyak pengalam yang didapat semakin lengkap pengetahuan yang
dapat dikonstruksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar