tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya mengajar Pramuka di salah satu sekolah dasar di daerah saya. setiap hari sabtu sebelum pukul 14.00 saya dengan dua orang rekan saya sudah harus berada di sekolah menanti anak-anak didik kami. begitu menyenangkan ketika berada ditengah-tengah mereka, terasa bagai menjadi seorang ibu dengan begitu banyak anak yang saya lahirkan. namun terkadang juga merasa kesal ketika mereka susah diatur. namanya juga anak-anak, tentu mereka bersikap seenaknya. dan ketika para anak-anak saya bersikap seenaknya, semaunya, dan susah diatur, hanya satu yang selalu saya ingat dan selalu menjadi tongkat kesabaran, yaitu nasehat dari Bapak saya. beliau berpesan bahwa dalam mengajar akan selalu ada ujian, dan yang paling berat adalah ketika kita diuji kesabarannya. jika kita mampu mengendalikan amarah, bersikap sabar akan timbullah rasa bahagia ketika mengajar. dan itulah yang dinamakan MENGAJAR DARI HATI.
mengajar dari hati itu tak peduli hujan terik matahari, giat berangkat awal pagi-pagi sekali, dan tak peduli dengan gaji. yang terakhir ini menurut saya paling menarik, yaitu "GAJI". mengapa gaji??? ya tentu, karena gajilah yang membuat semangat para guru berangkat pagi, membuat guru semangat mendidik putra-putri negeri. namun sayangnya banyak dari mereka mengajar tidak dari hati, tetapi hanya mengejar gaji tinggi. dengan berbagai macam cara para guru lakukan untuk menaikkan golongan dan alhasil naik golongan didapat kantong pun padat. tetapi sungguh sayang itu semua tidak diiringi dengan kualitas diri si pendidik. mereka berdalih bahwa seperti merekalah (guru dengan golongan tinggi dan gaji tinggi) yang seharusnya memang digaji tinggi, karena mereka berkualitas (itu menurut mereka). dan barang yang berkualitas itu mahal harganya. yapss..memang benar, tapi kebanyakan dari mereka tak berkualitas. mengajar semampunya dan sulit untuk berkembang. pada akhirnya akan timbul suatu deretan kata "kalau kita berkualitas, tentu dengan imbalan yang pantas". hmmm... tidak semua harus seperti itu, memang ilmu itu mahal. tetapi harta tak akan dibawa mati. banyak bersedekah ilmu adalah amal jariyah, dan Insya Alloh kita tidak akan pernah kekurangan selama bersedekah. pada intinya mengajar dari hati itu adalah ikhlas, tanpa memandang seberapa besar gaji yang kita dapat. walau hanya sedikit, marilah mengajar dengan cara-cara yang berkualitas dan sungguh-sungguh, amalkan jariyah untuk kehidupan mendatang Insya Alloh kita tidak akan pernah kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar