Jumat, 19 Desember 2014

MADAKRISAN "manfaat daun kering sebagai lukisan"

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sampah adalah sesuatu yang sudah sangat familiar pada mata, telinga, dan hidung kita. Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena dianggap sudah tidak terpakai atau bahkan dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi. Semakin banyak penduduk di Indonesia, semakin banyak  juga tumpukan sampah yang menyerupai gunung di berbagai tempat. Sayangnya, sampah-sampah tersebut belum dikelola dengan baik. Padahal jika sampah-sampah tersebut dikelola dengan baik bisa membuat lingkungan menjadi sehat dan asri, bisa menghemat sumber daya alam dan energi, bahkan bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Kebanyakan orang hanya membuang sampah begitu saja, ada yang dibakar dan ada yang ditimbun. Hanya sedikit yang  berusaha untuk mengelolanya, misalnya membuat pupuk.
Maka dari hal itu dibutuhkan suatu tindakan yang mampu mengubah pandangan seseorang terhadap sampah, salah satunya adalah kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Banyak cara yang  bisa kita tempuh untuk menumbuhkan kreativitas. Dalam dunia pendidikan, krativitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki mahasiswa untuk menjalani kehidupannya, khususnya kehidupan yang akan datang, agar mereka bisa hidup mandiri dan bisa berkompetensi. Dedaunan kering merupakan sampah yang paling sering dijumpai di masyarakat. Biasanya dijumpai di pinggir jalan raya atau di depan rumah warga. Kebanyakan dari daun tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, banyak yang membuangnya bahkan membakarnya. Dikarenakan kurangnya pemanfaatan dedaunan kering, penulis menghasilkan sebuah inovasi sebagai peluang usaha yaitu menciptakan lukisan dengan menggunakan dedaunan kering.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana cara mengelola limbah daun kering menjadi suatu karya yang unik?
2.    Bagaimana cara memasarkan produk?

C.    Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah :
1.    Mengetahui bahwa limbah daun kering dapat dimanfaatkan sebagai suatu kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
2.    Mengetahui strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan hasil kerajinan tangan dari limbah daun kering agar diminati oleh masyarkat.

D.    Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan program ini adalah :
1.    Meningkatkan nilai ekonomi dari limbah daun kering yang umumnya hanya terlihat sebagai sampah menjadi suatu hasil kerajinan tangan.
2.    Mengurangi sampah daun kering dengan cara mengelolanya kembali menjadi suatu kerajinan tangan.
BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Karya Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh. Sebuah lukisan membutuhkan konsep tutur yang subyektif, yaitu harus dapat menterjemahkan apa yang ada dalam obyek, tema atau gagasan secara representatif. Di sini ekspresi pelukis seolah-olah menjadi pendorong utama, sedangkan bentuk, corak dan Pengertian warna merupakan hasil akibat ekspresi tadi.  Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, dedaunan keing atau bahan lainnya.

B.    Daun Kering
Biasanya daun kering di sekitar kita sering dianggap sebagai sampah yang hanya bisa dibakar dan dibuang, namun sebenarnya daun kering bisa dimanfaatkan dan berubah menjadi salah satu karya seni bernilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah lukisan.
Dalam pembuatan lukisan dari daun kering ini sangatlah mudah. Langkah awal yang harus dilakukan adalah memilah-milah dedaun kering yang ada, dan sebaiknya memilih daun yang berjatuhan di tanah, mulai dari yang berwarna kuning sampai cokelat yang dipastikan harus benar-benar kering dan ukuran daun bisa disesuaikan dengan produk yang akan di buat.
Daun yang masih berwarna hijau atau daun yang belum gugur juga bisa digunakan, tetapi jika menggunakan daun yang yang belum gugur dikhawatirkan akan merusak lingkungan, selain itu produk yang dihasilkan pun kurang begitu memuaskan serta banyak memakan waktu dalam proses pengeringan daun yang harus dilakukan melalui beberapa bertahapan yang lumayan rumit.

C.    Styrofoam
Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene, begitu banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Begitu Styrofoam diciptakan pun langsung marak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang akan sangat menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor, praktis dan ringan sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan mereka. Namun selain itu styrofoam juga bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan, salah satunya adalah lukisan. Dalam pembuatan lukisan styrofoam digunakan untuk membuat kesan lukisan tampakt nyata atau timbul.

D.    Triplek
Triplek adalah sejenis kayu, namun bentuknya pipih dan cenderung lebih ringan daripada kayu. Triplek biasanya digunakan sebagai skat antar ruangan atau pengganti dinding, adapula yang memanfaatkan trilek sebagai pintu. Dalam pembutan lukisan biasanya triplek digunakan untuk dasar lukisan.
BAB III
PEMBAHASAN


A.    Pemanfaatan Daun Kering Sebagai Upaya Pengolahan Limbah
Pemanfaatan limbah daun kering yang selama sangat kurang, sehingga daun kering yang  berjatuhan hanya dibuang begitu saja bahkan hanya dibiarkan saja. Atau hanya dianggap sebagai sampah. Melalui kerajinan ini diharapkan mampu memanfaatkan limbah daun kering menjadi hiasan atau aksesoris rumah dan meningkatkan pemasaran tersebut kepada masyarakat. Pelaksanaan melalui beberapa tahapan, yaitu pemilihan limbah daun kering yang masih layak pakai dan masih bagus, proses pembuatan, dan pemasaran produk kemasyarakat
Dalam hal pemasaran hasil kerajinan tangan dari limbah daun kering ini, penulis  berusaha membantu pemasaran melalui website dan orang-orang sekitar. Dimana yang kita ketahui sekarang sudah banyak penggunaan website untuk melakukan jual-beli. Website ini  berisi informasi mengenai alamat rumah produksi, serta model gambar serangkaian hiasan dan aksesoris yang siap untuk dijual, dan daftar harga sesuai bentuk dan ukuran. Dari website tersebut diharapkan masyarakat dapat mengetahui produk yang terbuat dari limbah daun keriing ini, hingga nanti diharapkan penjualan dapat menembus pasarna internasional.

B.    Proses Pembuatan
Untuk membuat lukisan dari daun kering dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
1.    Alat dan bahan yang digunakan:








(Gunting)             (kuas, cutter, lem kayu)                  (triplek, styrofoam)
2.    Bahan lain yang digunakan:
    Daun kering
    Serbuk kayu
    Plastik merah besar, pernish
3.    Proses pembuatan:
a.    Pembuatan pola
1).    Potong plastik kresek merah besar menjadi dua.
2).    Buat pola atau gambar yang akan menjadi lukisan di atas plastik merah besar.
3).    Letakakan plastik merah besar di atas sterofoam secara rapi lalu kencangkan biar tidak goyang menggunakan tusuk gigi.
4).    Potong sterofoam sesuai pola yang telah digambar di gambar diatas plastik merah.
5).    Setelah selesai akan tampak seperti dibawah ini,









b.    Proses Penempelan Daun kering
1).    Langkah awal yang dikerjakan adalah meratakan lem kayu pada triplek dan styrofoam, dan selanjutnya taburkan serbuk kayu.








2).    Setelah serbuk kayu menempel dan mengering, langkah selanjutnya adalah menempelkan dedaunan kering yang sebelumnya telah dibersihkan dan buang tulang daunnya.











3).    Lakukan langkah nomor 2 hingga semua tertutup oleh dedaunan kering sesuai pola.
4).    Lukisan yang sudah tertutup daun akan nampak seperti dibawah ini
















5).    Untuk sentuhan terakhir, lukisan dapat di pernis serta pigura untuk menambah nilai estetika dan nilai jual.

















C.    Rincian Biaya
Adapun daftar rincian biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan lukisan daun kering adalah sebagai berikut:
1.    Biaya Peralatan
No.    Nama barang    Banyak    Satuan    Harga satuan    Jumlah
1.    Gunting     1    buah    Rp. 3.000,-    Rp. 3.000,-
2.    Kuas    1    buah    Rp. 5.000,-    Rp. 5.000,-
3.    Cutter    1    buah    Rp. 2.000,-    Rp. 2.000,-
4.    Pigura     1    set    Rp. 25.000,-    Rp. 25.000,-
5.    Penggaris     1    buah    Rp. 1.000,-    Rp. 1.000,-
Total    Rp. 36.000,-



2.    Biaya Perlengkapan
No.    Nama barang    Banyak    Satuan    Harga satuan    Jumlah
1.    Triplek    60×40    Cm    Rp. 5.000,-    Rp. 5.000,-
2.    Styrofoam    2    Meter    Rp. 5.000,-    Rp. 5.000,-
3.    Daun kering    secukupnya    -    -    -
4.    Lem kayu    1    pack    Rp. 6000,-    Rp. 6000,-
5.    pernish    1    buah    Rp. 13.000,-    Rp. 13.000,-
6.    Plastik besar    1    Buah    -    -
7.    Serbuk kayu    secukupnya    -    -    -
Total    Rp. 29.000,-

3.    Total Biaya
Total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 65.000,- cukup terjangkau untuk pembuatn satu buah lukisan. Dan dari bahan peralatan serta perlengkapan yang masih tersisa dapat digunakan lagi untuk membuat lukisan. Dengan modal sekitar Rp. 65.000, lukisan dapat dijual dengan harga mulai dari Rp. 150.000 – Rp. 200.000. dengan begitu keuntungan yang diperoleh sekitar Rp. 35.000 – Rp. 135.000.

 
BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Sampah bukanlah hal yang dapat disepelekan begitu saja. Pengolahan sampah tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada Pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa Indonesia. Jangan hanya bisa berbicara omong kosong tanpa melakukan hal yang realistis dalam upaya pengolahan sampah ini. Perubahan yang besar tidak mungkin terjadi tanpa perubahan yang kecil. Oleh karena itu, mari kerahkanlah daya kreatifitas kita sebagai anak bangsa yang peduli serta mencintai negeri ini demi masa depan anak cucu kita.

B.    Saran
Jika kita mempunyai barang yang sepele, misalnya kardus bekas jangan sampai membuangnya. Lebih baik mengasah kreativitas kita dengan cara memanfaatkan atau mengolah barang tersebut menjadi barang yang mempunyai fungsi untuk kehidupan kita dan bernilai jual tinggi.

DAFTAR PUSTAKA


http://someupdate.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-tas-cantik-daur-ulang.html
http://bahan-membuat.com/search/membuat-ketrampilan-dari-bungkus-snack/page/2
http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-ulang.html)

1 komentar: