Selasa, 30 Desember 2014

KURIKULUMKU SAYANG KURIKULUMKU MALANG


Nama                          : Evi Nur Fitriani
Npm                            : 12141381
Semester/kelas           : 5/J
Fakultas/Prodi           : FIP/PGSD

Kurikulum merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran agar seseorang menjadi lebih terdidik. Selain itu kurikulum merupakan rekontruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah atau perguruan tinggi. Tujuannya, peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik secara teoretis maupun praktik selama mengikuti suatu proses pendidikan. Di sini, kurikulum lebih bersifat pragmatis karena hanya menyediakan bekal pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Arti lain kurikulum ialah semua pengalaman yang diberikan lembaga pendidikan kepada peserta didik. Hal ini mencakup teknis yang diatur dalam lingkungan pendidikan, yang dinilai mendukung kelulusan peserta didik secara optimal. Contohnya, pakaian seragam, penyediaan laboratorium, hingga penerapan penghargaan dan sanksi.
Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat. Hal ini mengakibatkan semakin cepatnya perkembangan pemikiran peserta didik terutama peserta didik di Indonesia. Perkembangan pesat dari teknologi ini juga berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan oleh guru kepada para peserta didik yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi pendidikan juga sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu kurikulum di indonesia juga sudah kesekian kali diubah untuk menyesuaikan perkembangan pendidikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan peserta didik.
Perubahan-perubahan yang dilakukan pada kurikulum di Indonesia bertujuan untuk menyesuaikan dan mengembangkan pendidikan Indonesia ke kualitas yang lebih baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Selain itu perubahan kurikulum juga ditujukan untuk menyesuaikan perkembangan peserta didik. Namun dalam setiap perubahan kurikulum, sistem kurikulum di Indonesia tidak selalu berdampak positif, namun juga ada yang bersifat negatif sehingga diperlukan adanya perbaikan kembali pada sistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu.
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 hingga sekarang ini. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 atau K13. Untuk memenuhi makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Namun sayangnya, banyak guru atau tenaga pendidik yang kesulitan dengan Kurikulum 2013 ini. Dan hal ini yang menyebabkan kegagalan atau tidak berjalannya kurikulum 2013 ini dengan baik. Sebenarnya kesulitan ini bukan terletak pada kurikulum ataupun sistemnya, melainkan pada tenaga pendidiknya. Praktisi pendidikan, Romo Benny Susetyo, mengatakan bahwa jika pemerintah berniat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia maka sebaiknya peningkatan kualitas guru menjadi target utama yang dilakukan bukan malah merombak secara keseluruhan kurikulum yang belum sepenuhnya mencapai tujuan.
Pembaharuan kurikulum memang perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. Berkaitan dengan hal diatas, yaitu kemampuan atau kualitas guru yang masih rendah, pemerintah menghentikan sejenak kurikulum 2013, dalam artian tidak menghapus K.13 dari kurikulum. Namun hanya dihentikan untuk memperbaiki kinerja para guru serta memperkenalkan lebih dalam tentang K.13. Sungguh disayangkan, kurikulum yang diuri-uri sangat sempurna ini ternyata tidak sesempurna praktiknya dilapangan yang masih sangat amburadul.
Selain kurangnya kualitas atau kemampuan guru, hal ini juga disebabkan oleh kurangnya sosialisasi atau pelatihan yang diberikan pemerintah kepada tenaga pendidik.  Seharusnya jika pemerintah berniat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia maka sebaiknya peningkatan kualitas guru menjadi target utama yang dilakukan bukan malah merombak secara keseluruhan kurikulum yang belum sepenuhnya mencapai tujuan itu.
Jadi yang pertama dan harus dilakukan itu adalah membenahi kemampuan guru bukan malah mengutak-atik kurikulum. Karena hampir 80 persen guru di Indonesia kualitasnya masih rendah. Sayangnya bahwa peningkatan kualitas guru yang harusnya menjadi prioritas justru dikesampingkan oleh pemerintah. Hal ini terbukti dengan sedikitnya pelatihan yang diterima oleh para guru di seluruh Indonesia. Padahal semestinya pelatihan yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas guru ini dilaksanakan secara berkala atau rutin.
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah tidak pernah sungguh-sungguh meningkatkan kualitas guru. Padahal perubahan kurikulum paling besar ada di tingkat dasar. Tapi pelatihannya justru paling minim. Sementara itu, Uji Kompetensi Guru (UKG) yang selalu disebut oleh pemerintah sebagai salah satu instrumen peningkatan kualitas guru tidak memiliki dampak yang signifikan. UKG sendiri hanya sekadar menegaskan dan memperjelas bahwa kualitas guru di Indonesia memang masih rendah.

PROGRAM SEKOLAH


KELOMPOK 8 :
1.      Rida Erdiati Rismaya           (12141350)
2.      Pipin Setyaningsih                 (12141354)
3.      Wahid Sholahudin                (12141356)
4.      Evi Nur Fitriani                     (12141381)


A.     PROGRAM SEKOLAH

1.         Program Harian

No.
Waktu
Kegiatan

1.
06.30
Siswa diwajibkan sudah berada di sekolah
2.
06.30-07.00
Siswa harus membaca buku, bisa di perpustakaan atau bisa juga di kelas.
3.
07.00-07.15
Siswa melaksanakan sholat dhuha berjamaah.
4.
07.15-07.25
Persiapan untuk mengikuti pembelajaran.
Memeriksa kerapian, sudahkan siswa berseragam lengkap dan siap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
5.
07.25-07.30
Siswa masuk ke dalam kelas, berdo’a dan dilanjutkan membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
6.
07.30-09.30
Kegiatan belajar mengajar
7.
09.30-10.00
Seluruh siswa istirahat, siswa diwajibkan membawa bekal untuk dimakan bersama di sekolah.
Hal ini dilakukan untuk melatih supaya siswa dapat merasakan kebersamaan dan saling berbagi.
8.
10.00-12.00
Kegiatan belajar mengajar
9.
12.00-12.15
Seluruh guru dan siswa melaksanakan sholat duhur berjamaah.






Program Membaca Harian

NO
HARI
JENIS KEGIATAN
WAKTU
1
Senin-Sabtu
Setiap istirahat siswa mengunjungi perpustakaan:

Kelas 1, 2, 3
Sebelum KBM
Kelas 4, 5, 6
Istirahat
2
Senin- Sabtu
Pagi sebelum KBM berlangsung siswa diharapkan pagi membaca di perpustakaan kurang lebih 10 menit maupun lebih, terjadwal sebagai berikut:
1.        Senin kelas 1
2.        Selasa kelas 2
3.        Rabu kelas 3
4.        Kamis kelas 4
5.        Jumat kelas 5
6.        Sabtu kelas 6
Sebelum KBM dimulai

2.         Program Mingguan

No.
Hari
Jenis Kegiatan
Waktu
1.
Jum’at
a.         Melaksanakan senam pagi
b.        Kerja bakti
07.00-07.30
07.30-08.00
2.
Sabtu
a.         Kegiatan ekstrakurikuler
b.        Nonton pemutaran kegiatan siswa diperpustakaan maupun film dokumenter kegiatan.
c.         Satu minggu sekali diadakan mading yang menyusun warga sekolah dari siswa, pendidik maupun tenaga kependidikan.
08.45-10.30
10.30-11.30


Sepulang sekolah

3.         Program Bulan

No.
Hari
Jenis Kegiatan
Waktu
1.
Minggu terakhir dalam satu bulan
Diadakan lomba membaca di perpustakaan dan lomba karya mading dalam rangka promosi perpustakaan
Menyesuaikan
2.
Satu bulan satu kali
Diadakan lomba sinopsis bagi siswa –siswa SD
Sepulang sekolah

4.        Program Semester
       Pada program semester ini, kami membuat kegiatan/program tentang “CINTA LINGKUNGAN”. Setiap awal semester genap maupun ganjil siswa ditugaskan untuk membawa benih tanaman sengon laut atau benih kelengkeng dan tanaman obat seperti jahe, lengkuas, sereh dsb. Kemudian dari benih tanaman itu tadi siswa beserta guru bersama-sama menanam. Kegiatan ini dimaksudkan agar para siswa mampu menjaga keasrian lingkungan sekolah dan cinta akan lingkungannya.


5.        Program Tahunan
       Berkaitan dengan program semester diatas, kegiatan tahunan ini ialah membagikan sebagian bibit-bibit tanaman sengon laut dan kelengkeng kepada seluruh warga sekitar dan sisanya ditanam di lingkungan sekolah sendiri. Tanaman obat dan kelengkeng yang ditaman di sekitar lingkungan sekolah, kedepannya jika sudah membuahkan hasil dapat dimanfaatkan sebagai ladang wirausaha, yaitu dengan menjualnya. Kegiatan ini selain mengajarkan anak untuk mengajak masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya dan melestarikan lingkungan, juga mampu menumbuhkan rasa/jiwa kewirausahaan pada anak yang dimulai sejak dini.

B.     CIRI-CIRI GURU YANG BAIK
1.         Akhlak mulia
2.         Adil
3.         Aktif
4.         Anggun
5.         Bersemangat
6.         Berambisi
7.         Berprestasi
8.         Beretika
9.         Berpengalaman
10.     Berpengetahuan
11.     Berwawasan luas
12.     Bermartabat
13.     Baik
14.     Bijaksana
15.     Berjiwa Pancasila
16.     Berjiwa pemimpin
17.     Berkarakter
18.     Berbakat
19.     Berilmu
20.     Berani
21.     Berprinsip
22.     Berbobot
23.     Berkorban
24.     Ceria
25.     Cinta kasih
26.     Cinta tanah air
27.     Cakap
28.     Cekatan
29.     Cermat
30.     Cerdas
31.     Disiplin
32.     Dermawan
33.     Demokratis
34.     Dewasa
35.     Empatik
36.     Elegan
37.     Efektif
38.     Gemar membaca
39.     Humoris
40.     Hemat
41.     Hebat
42.     Inovatif
43.     Ikhlas
44.     Jujur
45.     Kreatif
46.     Luwes
47.     Mandiri
48.     Menyenangkan
49.     Menghibur
50.     Mendukung siswanya
51.     Pantang menyerah
52.     Peduli
53.     Percaya diri
54.     Pemaaf
55.     Pandai
56.     Pintar
57.     Ramah
58.     Rajin
59.     Rendah hati
60.     Suka menolong
61.     Sopan
62.     Santai
63.     Serius
64.     Setia
65.     Serba bisa
66.     Sabar
67.     Saling menghormati
68.     Supel
69.     Suka tantangan
70.     Sigap
71.     Tegas
72.     Tekad kuat
73.     Tegar
74.     Terampil
75.     Tidak sombong
76.     Tidak iri dengki
77.     Tidak kenal lelah
78.     Tersenyum
79.     Tertib
80.     Teliti
81.     Tekun
82.     Tanggap
83.     Tenggang rasa
84.     Taat hukum
85.     Tanggungjawab
86.     Ulet
87.     Unik
88.     Yakin

C.     HARAPAN GURU TERHADAP SISWA SETELAH LULUS

Sebelum menentukan harapan yang diinginkan setelah siswa lulus, perlu diketahui Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk siswa. Selengkapnya isi SKL tersebut adalah :
1.      Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2.      Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3.      Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4.      Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
5.      Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
6.      Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik.
7.      Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8.      Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
9.      Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar.
10.  Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11.  Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia.
12.  Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13.  Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
14.  Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15.  Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16.  Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17.  Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.

Berdasarkan isi SKL di atas, harapan kami jika menjadi guru dan melaksanakan program “Membaca dan Cinta Lingkungan” yaitu :
1.      Menaikkan minat baca para siswa dengan program membaca di perpustakaan sebelum kegiatan belajar mengajar.
2.      Menunjang para siswa agar lebih tertarik untuk membaca dan kreatif mendesain mading di sekolah.
3.      Meningkatkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
4.      Siswa menjadi terbiasa hidup bersih dan gemar bergotong royong atau kerja bakti bersama masyarakat sekitar.